Rakyat menanti terwujudnya harapan ini. Semoga pemerintah dapat menggapainya.
Banyak permasalahan yang dihadapi namun tersimpul dalam satu permasalahan yaitu
masalah kebodohan dan kemiskinan. Sebagian besar bangsa ini tergolong kelompok
bangsa yang bodoh dalam pengertian luas. Tidak sekadar pendidikan formal saja.
Dengan kebodohan tidak ada yang dapat dijadikan stimulus dalam menggerakan
ekonomi. Akibat dari kebodohan dan kemiskinan, semua fungsi bekerja dengan
sifat ketradisionalannya, efisiensi pun rendah sehingga bangsa ini tetap saja
miskin. Oleh sebab itu, untuk masa mendatang, kebodohan dan kemiskinan harus
diatasi bagi mendorong kesejahteraan.
Dengan kebodohan, kemiskinan dan ketradisionalannya maka bangsa ini tidak mampu
memanfaatkan potensi ekonomi yang dimiliki secara optimal sehingga banyak
potensi ekonomi yang terbiarkan terbengkalai. Dengan kondisi seperti itu,
bangsa ini selalu mengambil jalan pintas agar potensi dapat
dikerjakan/dimanfaatkan oleh pihak lain, yang memiliki kemampuan lebih.
Jalan pintas seperti ini tidak baik untuk Indonesia masa depan. Tidak muncul
rasa tanggung jawab untuk mempertahankan potensi itu menjadi milik anak bangsa
secara utuh. Sebagian potensi telah berada di tangan investor asing. Upaya
mencoba dan percaya diri hampir tidak ada sehingga perekonomian menjadi tidak
bergerak.
Tangan anak bangsa tidak mampu mengolah semua potensi ekonomi yang ada sehingga
perekonomian berjalan tidak optimal dan terjadilah pengangguran. Betapa
sumberdaya alam terbengkalai tidak disentuh, betapa sumberdaya manusia
dibiarkan bermalas malas tanpa dimotivasi, betapa modal yang ada disimpan
menjadi idle, betapa teknologi hanya dipakai untuk kebutuhan yang tidak
produktif.
Apa yang dapat diharapkan dengan kondisi seperti ini, terkecuali kembali ke
sifat tradisional, pasrah dan mengambil jalan pintas, menyerahkan potensi itu
digarap oleh bangsa lain. Bangsa menjadi tidak dinamis , berpikir jangka pendek
serta bersifat konsumtif. Bangsa yang tingkat kesejahteraannya rendah cenderung
memiliki karakter hidup seperti ini.
Inilah tantangan yang dihadapi oleh pemerintah, yang harus diselesaikan agar
bangsa ini tidak berjalan mundur di tengah kemajuan bangsa bangsa lainnya.
Menuju pada kehidupan yang lebih baik bisa terwujud jika ada upaya untuk
menggerakan perekonomian sehingga terasa ada peningkatan dalam PDRB.
Ada upaya untuk menekan tingkat pengangguran, menaikkan pendapatan perkapita
anak bangsa melalui pemanfaatan potensi ekonomi secara optimal. Kita berdosa
untuk meninabobokan anak bangsa dengan memberikan berbagai fasilitas kehidupan
yang tidak bersifat produktif sehingga mereka menjadi malas dan pasrah tidak
kreatif.
Bangsa ini harus dibangun untuk kepentingan masa depan. Jika pemerintah hanya
bekerja untuk menyelesaikan masalah sesaat, berjangka pendek seharusnyalah
diubah menjadi yang berjangka panjang dan produktif.
Biarkan bangsa ini hidup dalam kesulitan mengikuti perkembangannya pada saat
ini sepanjang kehidupan anak cucu cemerlang pada masa mendatang. Inilah prinsip
yang harus dipegang, yang dianggap rasional bagi membangun sebuah bangsa. Untuk
masa mendatang, untuk mencapai harapan masa depan kiranya pemerintah dapat
meninjau kembali pada kebijakan fiskal, kebijakan moneter maupun kebijakan
ekonomi luar negeri yang selama ini dijadikan pegangan kerja pemerintah.
Selama ini kita melihat, bagaimana suatu kebijakan fiskal yang tidak mampu
menggerakan ekonomi nasional, bagaimana kita melihat kebijakan moneter yang
hanya terpaku untuk kepentingan moneter saja tanpa memperhatikan gerak
pembangunan ekonomi nasional dan bagaimana dengan kebijakan ekonomi luar negeri
yang menjadikan negara ini sebagai pasar dari barang barang impor dan
menjadikan negara ini sebagai lahan usaha investor luar negeri.
Secara nyata, hal tersebut terus berjalan dan yang akan membikin kita gusar
pada kehidupan anak cucu bangsa masa depan. Untuk masa depan pemerintah pun
harus memperbanyak pembangunan infrastruktur yang berguna bagi mendorong
kegiatan ekonomi nasional, yang proses pembangunannya mempergunakan potensi
yang dimiliki seperti proyek Suramadu dan Tol Cipularang.
Betapa kedua proyek ini, sejak dari tenaga kerja sampai semen, besi dan tenaga
ahli lainnya mempergunakan apa yang dimiliki oleh bangsa ini dan pengaruhnya
sangat besar terhadap kehidupan ekonomi nasional secara keseluruhannya. Ia
berpengaruh ke belakang (backward linkage) dan ke depan (forward linkage).
Banyak proyek yang tumbuh ataupun berkembang dari kehadiran kedua proyek ini,
yang menyangkut pada material/bahan/manusia yang terlibat di dalam
pembuatannya. Proyek seperti inilah yang hendaknya menjadi pilihan pemerintah
untuk masa lima tahun ke depan, bagi membangun masa depan bangsa ini, bagi
meningkatkan PDRB, memperbanyak lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan dan
daya beli.
Untuk masa depan hendaknya pemerintah pun tidak terlalu berbaik hati kepada
pemerintah daerah dengan mengalirkan dana ke daerah secara berlebihan.
Pemerintah harus jeli bahwa ketidakefisienan penggunaan dana pembangunan berada
di daerah.
Mereka belum terbiasa bekerja dengan anggaran yang ketat sehingga dana itu
terpergunakan untuk hal hal yang tidak /kurang produktif. Sebetulnya
kemubaziran dana itu ada pada pemerintah daerah jika kita mau melihat dari
kemampuan aparatnya dan tanggung jawab aparat terhadap penggunaan dana pembangunan.
Kita yakin banyak pemerintah daerah yang baik, produktif dan efisien namun
jumlah yang sebaliknya jauh lebih banyak lagi. Oleh sebab itu pengucuran dana
ke daerah harus melalui prasyarat ketat agar hasil pajak itu tidak terbuang
percuma.
Jangan sampai wajib pajak tidak melihat hasil sumbangannya kepada negara ini.
Biarkan mereka (pemerintah daerah) bekerja sesuai dengan kemampuannya, sesuai
dengan proposal yang mereka ajukan saat mereka meminta untuk memiliki
pemerintah daerah yang sifatnya otonom.
Untuk masa depan hendak, pemerintah dapat mensinkronisasikan dan mensinergikan
kebijakan fiskal, kebijakan moneter dan kebijakan ekonomi luar negeri secara
tepat, dengan satu niat membangun ekonomi bangsa untuk masa depan.
Jangan terlalu kaku dengan kebijakan deficit spending sepanjang itu
dipergunakan untuk hal yang produktif, jangan hanya berpikir untuk menekan
tingkat inflasi jika akibatnya pembangunan berjalan tidak lancar, jangan hanya
mengandalkan pada kekuatan ekonomi luar negeri saja karena di dalam negeri
kekuatan itu juga ada.
Memikirkan masa depan sangatlah strategis jika dilihat pada persaingan
antarbangsa yang semakin ketat, kebutuhan bangsa (demand) yang semakin banyak
dan melebar/ bervariasi, tantangan yang semakin kuat serta sumberdaya alam dan
lingkungan yang semakin terdegradasi. Selamat hari ulang tahun ke-64 Republik
Indonesia. Sejahteralah bangsaku.
harapan indonesia ke depan
Label:
tugas tingkat 1
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar