Di antara musim gugur dan dingin kita bersama
Berniat mengambil jalan pintas
Melupakan belokan masa depan dan kebaikan
Dan juga melupakan sang angin
* Sayonara kau bisikkan
Ekspresimu saat itu
Sinar mentari tak sampai
Cinta itu t'lah layu dan gugur
Jejak pesawatnya di langit, garis putih lurus memanjang
Perasaan siapa yang masih ada tanpa mampu menoleh ke belakang
Jejak pesawat sewaktu-waktu seperti cakar tajam menusuk
Meninggalkan bekas tipis luka baru
Dengan tatapan kosong diriku memandang...
Kucing yang lewat entah dari mana
Kita bersama, dan lihat kita seperti apa
Dan dicoreti oleh anak-anak
Jalanan aspal melangkahi semua kenangan
* Suatu tempat kita berdua
Mungkin 'kan bertemu lagi
Karena di tempat kenangan
Terlalu banyak orang-orang
Cinta itu jejak pesawat, satu gores luas yang tipis
Ke hari kita tak dapat kembali
Dengan sedih tak dapat melangkah maju
S'perti jejak awan pesawat, bak sembunyikan air mata
Jauh aku rentangkan tangan kanan
Dirimu yang telah meninggalkan kesedihan....
Jejak pesawatnya di langit, garis putih lurus memanjang
Perasaan siapa yang masih ada tanpa mampu menoleh ke belakang
Jejak awan pesawat cinta, bagai mengejarnya dari belakang
Walau sedih terlambat
Terdengarnya suara pesawat di langit dan tangisan
Jejak awan pesawat, bak sembunyikan air mata
Jauh aku rentangkan tangan kanan
Dirimu yang telah meninggalkan kesedihan
jejak awan pesawat
Label:
tulisan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar