Banyak, bahkan sudah banyak sekali jumlah sarjana di
Indonesia, jika dihitung dari banyaknya bidang ilmu dan julah PT yang negri dan
swasta (berikut jenis-jenis lainnya), maka jumlah sarjana bisa banyak sekali.
Jumlah sarjana yang terus meningkat mungkin akan meningkat secara eksponensial
dan berbanding lurus dengan jumlah siswa setaraf sma yang tamat sekolah, belum
lagi ditambah siswa tamatan tahun kemaren yang nunggu tahun ini untuk kuliah,
dan akhirnya setelah diterima nanti akan (mau tak mau) jadi sarjana (atau
setingkat dengan itu).
Saya gak tau deh berapa jumlahnya (gak dapat datanya heheh),
tapi dari gambaran yang saya tulis diatas, saya rasa kita bisa mengira-ngira
jumlah sarjana di Indonesia. Saya pun sekarang seorang sarjana (Alhamdulillah),
dan bagaimana rasanya menjadi sarjana? Luarbiasa dan bangga, lha, bagaimana
tidak bangga, lebih dari 4 tahun (bagi yang kurang, selamat yaa… ) mengejar
gelar ini, dan sekarang dapat, luar biasa kan?
Back to topic, nah, muncul sebuah pertanyaan yang pastinya
menghinggapi bagi hampir sebagian besar sarjana muda,,, udah sarjana mau
kemana?????
Nah lho, kok bingung? Kok senyum? Atau kok ketawa?, banyak
argument yang kita miliki setelah mendapat pertanyaan ini, mudah saja
menjawabnya jika kita sudah tau apa jawabannya dan sulit menjawabnya jika kita
belum tau jawabannya (nah lho, apa-apaan ini..??)
Ya, bagi yang sudah punya planning maka “its easy to
answer..”, tapi bagi yang belum punya planning “mmmmmm….”, but, pertanyaan itu
kembali Ke diri seorang sarjana muda itu. Intinya adalah bagaimana kita
mereaksikan diri dengan sesuatu yang baru dari kehidupan kampus, menurut saya
kehidupan kampus itu bukan kehidupan sebenarnya, karena kehidupan sebenarnya
berada setelah kampus, ya, tantangan sebenarnya itu ada setelah tamat dari
kampus.
Tantangan untuk menjadi gubernur BEM atau bahkan Presiden
BEM sekalipun, belumlah bisa disamakan dengan tantangan dunia kerja (nah, udah
serius nih bahasannya), bagaimana sama, untu menjadi gubernur BEM, banyak yang
mendukung, sedangkan untuk nyari kerja, sifatnya sendiri-sendiri, dan
sebenarnya disinilah butuh dukungan, saya pernah dengar orang ngomong (lupa
siapa orangnya), “pertemanan di kampus itu akan mudah hilang setelah diluar
kampus”. Mmmmm menurut saya gak sepenuhnya benar, tapi ada benarnya juga, gak
beberapa orang yang kita kenal semasa di kampus, menjadi teman akrab kita
diluar kampus (ayo, direview lagi ada berapa orang temanmu yang bertahan hingga
diluar kampus, akan memasuki dunia kerja)
Jangan sampai setelah menjadi sarjana, kuta menanyakan hal
ini “mau kerja apa yaa??”, lha, kenapa baru nanya sekarang? Menjadi seorang
sarjana, kita memang dituntut untuk bisa kerja dimana saja, tapi bukan untuk
kerja apa saja, bukankah kita punya keahlian masing-masing sesuai jurusan
seaktu kuliah ?. Nanti ada pernyataan, “nyari kerja kan susah bro, kerja apa
ajalah yang penting halal”. Benar, absolutely right, kerja apa aja boleh yang
penting halal, siapa yang ngelarang pekerjaan halal? Gak ada. Tapi pilihlah
pekerjaan yang sesuai dengan keahlian masing-masing, kan berat tuh?. Hingga
nanti bukan kita yang nyari kerja tapi kerja yang nyari kita
Ya, berat, sangat berat malah bagi yang belum
mempersiapkannya (sarjananya dapet eh ilmunya kurang), gmana solusinya?
Pantaskan diri kita untuk pekerjaan itu dahulu, buat diri kita ahli dalam
bidang itu, buat diri kita adalah indvidu yang dicari untuk pekerjaan itu.
Bukankah setiap perusahaan yang menerima pegawai, selalu menuliskan requirement
atau syarat? Unutk apa? Adalah untuk mencari orang yang pantas dan cocok untuk
pekerjaan itu.
So how? Persiapan.. persiapan.. persiapan…
Nah, bagi yang belum mempersiapkan diri untuk terjun kedunia
ini, maka mungkin akan membutuhkan sedikit waktu untuk beradaptasi (bahasa
kerennya, mengang**ur), dan bagi yang sudah mempersiapkan diri, congrat bro and
sista….!! The door is open, jump..jump..jump..!!!
Bagi yang udah sarjana, gak ada sih kata terlambat untuk
persiapan diri, masih ada waktu, sangat banyak waktu malah, sebelum berkunjung
kedunia berikutnya. Dan yang paling penting menurut saya persiapannya adalah
spesifikasi atau keahlian kita, based on jurusan di PT.
Bagi yang belum sarjana atau yang jadi mahasiswa lagi
setelah sarjana (s2), sepertinya persiapannya harus lebih matang lagi,
kalian-kalin yang tau persiapan seperti apa yang dibutuhkan. Ayo persiapkan
diri menuju dunia yang sebenarnya.
Ingat kawan, Indonesia sudah hamper penuh dengan banyak
Sarjana, nah, bedakan dirimu dengan sarjana-sarjana lain, dan kamu akan
terlihat. Dan lakukan persiapan hingga kalian tidak bertanya lagi pada diri
kalin sendiri sebuah pertanyaan retoris “setelah sarjana, mau kemana?”
Sebuah mutiara hitam yang berada diantara seribu mutiara
putih, pasti akan kehilatan.
0 komentar:
Posting Komentar